Selasa, 15 April 2014

Hukum Berpelukan, Berjabat tangan dan berciuman sesama jenis



Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah (Wafat: 1420H) mengatakan:

“Berkaitan mencium tangan; dalam soal ini terdapat banyak hadis dan atsar dari kalangan salaf yang secara keseluruhan menunjukkan bahawa hadis tersebut sahih dari Nabi. Oleh sebab itu, kami berpendapat dibolehkan mencium tangan seorang ulama (yang ahli sunnah, bukan ahli bid’ah – pent.) jika memenuhi beberapa syarat berikut ini.

1. Perbuatan mencium tangan tersebut tidak dijadikan sebagai kebiasaan. Sehingga ulama tertentu terbiasa menghulurkan tangannya kepada murid-muridnya. Demikian juga para murid terbiasa mengambil barakah dengan mencium tangan gurunya. Ini kerana Nabi sendiri jarang sekali tangannya dicium oleh para shahabat. Jika demikian maka tidak boleh menjadikannya sebagai kebiasaan yang dilakukan terus-menerus sebagaimana kita ketahui dalam perbahasan kaedah-kaedah fiqh.

2. Perbuatan mencium tangan tersebut tidaklah menyebabkan ulama tersebut merasa sombong dan merasa lebih baik daripada yang lain serta menganggap dirinyalah yang paling hebat berbanding yang lain.

3. Perbuatan mencium tangan tersebut tidak menyebabkan hilangnya sunnah Nabi yang sudah diketahui seperti sunnah bersalaman. Bersalam atau berjabat tangan adalah satu amal yang dianjurkan berdasarkan perbuatan dan sabda Nabi. Bersalaman tangan adalah salah satu sebab gugurnya dosa-dosa orang yang melakukannya sebagaimana terdapat dalam beberapa hadis. Oleh itu, tidak sepatutnya sunnah berjabat tangan ini ditinggalkan kerana mengejar suatu amalan yang hanya berstatus mubah (dibolehkan).” (Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah 1/159, Maktabah Syamilah)



[Kedua] Membongkokkan atau menundukkan badan sebagai penghormatan

Hadis daripada Anas B. Malik radhiyallahu ‘anhu, Kami bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِي بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ لَا قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لَا وَلَكِنْ تَصَافَحُوا

“Wahai Rasulullah, adakah sebahagian kami boleh membongkokkan (atau menundukkan) badan kepada sebahagian yang lain (yang ditemui)?” Rasulullah bersabda, “Tidak boleh.” Kami bertanya lagi, “Adakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?” Beliau bersabda, “Tidak boleh. Yang benar hendaklah kalian saling bersalaman.” (Sunan Ibnu Majah, no. 3692. Dinilai hasan oleh al-Albani)

Anas B. Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ قَالَ لَا قَالَ أَفَيَلْتَزِمُهُ وَيُقَبِّلُهُ قَالَ لَا قَالَ أَفَيَأْخُذُ بِيَدِهِ وَيُصَافِحُهُ قَالَ نَعَمْ

“Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, adakah kami boleh saling menundukkan (atau membongkokkan) badan apabila salah seorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau sahabatnya?” Rasulullah menjawab, “Tidak.” Lelaki tersebut bertanya lagi, “Adakah boleh mendakapnya (memeluknya) dan menciumnya?” Rasulullah menjawab, “Tidak.” Lelaki itu bertanya lagi, “Adakah boleh mengambil tangannya dan bersalaman dengannya?” Rasulullah menjawab, “Ya.”.” (Sunan at-Tirmidzi, no. 2728. Dinilai hasan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani)

Imam al-Qurthubi rahimahullah (Wafat: 671H) berkara:

وَرَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِي بَعْضُنَا إِلَى بَعْضٍ إِذَا الْتَقَيْنَا؟ قَالَ:" لَا"، قُلْنَا: أَفَيَعْتَنِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا؟ قَالَ" لَا". قُلْنَا: أَفَيُصَافِحُ بَعْضُنَا بَعْضًا؟ قَالَ" نَعَمْ"

Diriwayatkan daripada Anas B. Malik, beliau berkata, “Kami bertanya: “Wahai Rasulullah bolehkah kami saling membongkokkan (menundukkan) badan apabila kami bertemu?” Rasulullah menjawab, “Tidak.” Anas bertanya, “Untuk saling berpelukan di antara satu dengan lain?” Rasulullah menjawab, “Tidak.” Anas bertanya lagi, “Dengan saling bersalaman di antara satu dengan yang lain?” Rasulullah menjawab, “Ya.” (Tafsir al-Qurthubi, 9/265)

Imam al-Qurthubi mengatakan:

وَإِذَا سَلَّمَ فَإِنَّهُ لَا يَنْحَنِي، وَلَا أَنْ يُقَبِّلَ مَعَ السَّلَامِ يَدَهُ، وَلِأَنَّ الِانْحِنَاءَ عَلَى مَعْنَى التَّوَاضُعِ لَا يَنْبَغِي إِلَّا لِلَّهِ. وَأَمَّا تَقْبِيلُ الْيَدِ فَإِنَّهُ مِنْ فِعْلِ الْأَعَاجِمِ، وَلَا يُتَّبَعُونَ عَلَى أَفْعَالِهِمُ الَّتِي أَحْدَثُوهَا تَعْظِيمًا مِنْهُمْ لِكُبَرَائِهِمْ

“Tidak boleh bersalaman (atau menghulur tangan) diiringi dengan membongkokkan badan dan mencium tangan. Membongkokkan badan dalam maksud atau tujuan kerendahan hati hanya boleh ditujukan kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala). Adapun mencium tangan, itu adalah perbuatan orang-orang ajam (selain ‘Arab) yang dilakukan dengan maksud memuliakan orang-orang tuanya.” (Tafsir al-Qurthubi, 9/266)

Makanala Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah, tentang perbuatan mencium tangan (tanpa menundukkan kepala), beliau mengatakan (secara ringkas):

Dibolehkan mencium tangan dari kalangan ulama (orang-orang soleh dan berilmu) dengan beberapa syarat. (Ulama yang dimaksudkan adalah ulama Ahlu Sunnah wal-Jama’ah). [Pertama] Antaranya tidak dijadikan sebagai kebiasaan, kerana para sahabat Nabi sendiri tidak biasa mencium tangan Nabi. Dan orang yang dicium tangannya tersebut tidak menghulurkan tangannya supaya dicium.

[Kedua] Tidak menjadikan orang yang dicium tangannya tersebut riya’, sombong, dan merasa lebih baik dari yang lain.

[Ketiga] Tidak menghilangkan sunnah bersalaman tangan sebagaimana biasa yang dianjurkan oleh Sunnah Rasulullah. (Rujuk Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah, 1/159)

Adapun perbuatan saling berpelukan (berdakapan) dibenarkan apabila pulang dari musafir atau setelah lama tidak bertemu. Tetapi jika menjadikan ianya sebagai kebiasaan (selain dari ketika balik safar), maka tidak dibolehkan (makruh). Ini sebagaimana diriwayatkan dari amalan para sahabat Nabi.

كان أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم إذا تلاقوا تصافحوا، و إذا قدموا من سفر تعانقوا

“Bahawasanya para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila bertemu mereka saling bersalaman, dan apabila pulang dari safar (bermusafir), mereka saling berpelukan.” (Majma’ az-Zawa’id, 8/75. Kata al-Haitsami, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Ausath dan para perawinya adalah perawi kitab ash-Shahih.” Dinilai sahih oleh al-Albani)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

“Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling bersalaman melainkan dosa keduanya akan diampunkan (oleh Allah) sebelum ia berpisah.” (Musnad Ahmad, no. 18547. Sunan Abu Daud, no. 5212. Sunan at-Tirmidzi, no. 2727. Sunan Ibnu Majah, no. 3693. Dinilai sahih oleh al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth)

Dari hadits-hadits tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal:

1. Berjabat tangan setiap bertemu dengan orang sangat dianjurkan karena itu dapat menghapus dosa-dosa kecil serta dapat melahirkan cinta dan kasih sayang

2. Menundukkan badan ketika bertemu orang lain (inhina/mungkin seperti orang Jepun) adalah perbuatan dilarang

3. Diperbolehkan mencium tangan atau kaki orang yang bertaqwa dan soleh, karena Rasulullah saw pernah dilakukan seperti itu dan beliau tidak menolaknya.

4. Diperbolehkan memeluk dan mencium/menempel pipi orang yang datang dari bepergian sesuai dengan hadits no.4

5. Dimakruhkan memeluk dan mencium/menempel pipi seseorang yang bukan datang dari bepergian sebagaimana yang tercantum pada hadits ke 2 (kerana biasa bertemu)

3 ulasan:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...



    BalasPadam
  2. Assalamu alaikum wr wb...saya agustina member MBAH SANGKIL yang berhasil,angka yang di berikan MBAH SANGKIL kemarin 4d SGP tembus 100%,syukur alhamdulillah dapat kemenangan (400.juta) terima kasih banyak MBAH SANGKIL,berkat bantuanny saya sudah bisa melunasi hutang bapak saya sama rentenir,dan bukan hanya itu MBAH saya juga sudah bangunkan rumah untuk kedua orang tua,bagi teman-teman pecinta nomor togel kalau mau menang s eperti saya lansung hubungi MBAH SANGKIL di nomor hp: 0852-1049-3757 tidak usah di ragukan lagi karna saya sudah membuktikannya adapun bantuan lainnya selain pesugihan nomor togel (1.) Pesugihan Uang Ghaib (2) Pesugihan Minyak Penarik Uang (3) Pesugihan Uang Balik (4) Pesugihan Bank Ghaib (5) Pesugihan Tuyul (6) Pelet Ampuh (7) Transfer Janin

    BalasPadam
  3. https://www.mamapuas.com/titan-gell-asli/

    BalasPadam